17 June 2025
Dalam dunia logistik yang kompleks, pengelolaan barang kiriman bukan sekadar soal kecepatan dan ketepatan, tetapi juga menyangkut aspek keselamatan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan logistik adalah bagaimana memisahkan muatan berbahaya (Dangerous Goods/DG) dari barang biasa (non-DG) secara efisien dan aman. Kesalahan dalam penanganan bisa menimbulkan risiko besar, mulai dari kerusakan barang hingga ancaman terhadap keselamatan manusia dan lingkungan sekitar.
Sebagai penyedia jasa logistik terintegrasi, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) menempatkan keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi sebagai prioritas utama. Berikut beberapa langkah yang diterapkan SPIL — dan dapat menjadi referensi bagi industri — dalam memisahkan dan menangani muatan berbahaya dengan lebih efektif:
1. Laporan Barang DG Harus Lengkap dan Valid
Langkah awal yang tidak boleh diabaikan adalah pelaporan detail terkait barang berbahaya. Informasi ini mencakup jenis zat, klasifikasi risiko, hingga data penanganan darurat. Data yang akurat sangat penting untuk memastikan penanganan yang sesuai, serta menjadi referensi utama jika terjadi insiden di perjalanan. SPIL menerapkan sistem pelaporan yang terintegrasi agar semua informasi tersampaikan secara menyeluruh sejak awal proses.
2. Pisahkan Barang Sesuai Klasifikasi dan Potensi Bahaya
Barang berbahaya tidak boleh digabung dengan barang non-DG, baik dalam satu kontainer maupun dalam satu area penyimpanan. Setiap jenis DG memiliki karakteristik dan potensi reaksi kimia yang berbeda, seperti mudah meledak, beracun, atau korosif. SPIL menetapkan standar penanganan berdasarkan klasifikasi internasional dan menerapkan pemisahan yang ketat, termasuk penggunaan kontainer khusus dan area penyimpanan yang terisolasi, baik di gudang maupun di atas kapal.
3. Pelatihan Khusus untuk Tenaga Operasional
Kunci keberhasilan pengelolaan barang berisiko tinggi adalah kesiapan sumber daya manusia. SPIL rutin mengadakan pelatihan bagi tim operasional agar mereka memahami karakteristik bahan berbahaya, protokol penanganan, hingga simulasi penanggulangan insiden. Pelatihan ini bukan hanya formalitas, tapi strategi penting untuk mencegah kesalahan dan menjaga keamanan seluruh rantai distribusi.
4. Labelisasi dan Tanda Bahaya yang Jelas
Setiap muatan berbahaya harus ditandai dengan simbol atau label sesuai dengan standar nasional dan internasional, seperti IMDG Code. SPIL memastikan bahwa semua barang DG diberi penandaan yang tegas dan mudah dikenali — mulai dari gudang, saat dimuat ke kapal, hingga tiba di lokasi tujuan. Penandaan ini penting untuk mempercepat identifikasi, mencegah penanganan keliru, serta meningkatkan kewaspadaan seluruh personel.
Lebih dari Sekadar Kepatuhan, Ini Tanggung Jawab
Memisahkan dan menangani muatan berbahaya dengan benar bukan hanya soal memenuhi aturan, tapi juga menunjukkan komitmen terhadap keselamatan, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. SPIL menjadikan hal ini sebagai bagian dari budaya kerja perusahaan, dengan pendekatan yang terstruktur, sistematis, dan selalu berorientasi pada peningkatan berkelanjutan.
Penasaran bagaimana SPIL menangani berbagai jenis kargo dengan aman dan profesional?
Kunjungi mySPIL untuk informasi lebih lanjut, atau hubungi tim layanan pelanggan SPIL untuk konsultasi langsung soal pengiriman Anda. Bersama SPIL, pengelolaan logistik tidak hanya aman, tapi juga efisien dan terpercaya
Tags