07 May 2025
Green Logistics: Tren atau Tuntutan? Cara Baru Industri Kirim Barang tanpa Rusak Lingkungan
Isu lingkungan bukan lagi sekadar tren sesaat. Kini, bisnis yang bertahan bukan hanya yang cepat dan efisien, tapi juga yang sadar dampak sosial dan lingkungan. Dalam industri logistik, inilah yang melahirkan konsep green logistics—strategi pengiriman barang yang bertanggung jawab terhadap bumi. Di Indonesia, perubahan ini mulai terasa. Konsumen makin sadar, regulasi makin ketat, dan perusahaan dituntut untuk menjalankan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Lalu, bagaimana industri logistik menjawab tantangan ini? Green Logistics: Definisi dan Urgensi Green logistics adalah praktik logistik yang bertujuan mengurangi jejak karbon, meminimalkan limbah, serta menggunakan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Ini termasuk pemanfaatan teknologi digital, kendaraan hemat energi, rute pengiriman yang optimal, serta pengurangan dokumen fisik. Di tengah lonjakan e-commerce dan pengiriman barang massal, praktik ini jadi sangat penting untuk menekan dampak lingkungan industri logistik—salah satu penyumbang emisi karbon global. SPIL: Logistik Ramah Lingkungan dengan Prinsip ESG Sebagai perusahaan logistik terkemuka dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) tidak hanya fokus pada efisiensi, tapi juga menjalankan komitmen terhadap keberlanjutan. Melalui inisiatif ESG yang terstruktur, SPIL mengadopsi pendekatan komprehensif dalam menjalankan bisnis: ¿ Environmental: Menerapkan teknologi ramah lingkungan, menghitung jejak karbon, serta mengelola sumber daya secara bertanggung jawab. ¿ Social: Membangun tempat kerja inklusif, menghargai keberagaman, menjaga kesejahteraan karyawan, dan aktif berkontribusi pada komunitas sekitar. ¿ Governance: Menjaga transparansi dan akuntabilitas untuk menumbuhkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Inilah yang membedakan SPIL dari pelaku logistik lain—upaya nyata dan terukur menuju keberlanjutan. Inovasi Digital dan Efisiensi Operasional SPIL terus berinovasi melalui mySPIL, platform digital logistik yang memungkinkan pengguna melakukan booking, pelacakan, hingga pengelolaan logistik dalam satu dashboard. Hal ini: ¿ Mengurangi kebutuhan kertas (paperless shipping) ¿ Menghemat waktu dan bahan bakar melalui efisiensi rute ¿ Memberikan transparansi dan data real-time kepada pelanggan Digitalisasi ini bukan hanya mendukung efisiensi bisnis, tapi juga memperkuat misi lingkungan dengan mengurangi limbah dan emisi tidak perlu. Mengapa Konsumen Kini Peduli Green Logistics Generasi baru, terutama Gen Z dan milenial, kini lebih memilih brand yang berkelanjutan. Menurut survei global, lebih dari 60% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk atau layanan yang mendukung keberlanjutan. Hal ini membuat pelaku bisnis, termasuk UMKM, ikut mencari mitra logistik yang tidak hanya cepat dan murah, tapi juga punya nilai lingkungan. SPIL, dengan praktik ESG-nya, menjadi opsi terpercaya dalam ekosistem pengiriman nasional. Masa Depan Logistik di Indonesia Dengan tren global menuju ekonomi hijau, regulasi seperti pajak karbon dan standar emisi diperkirakan akan diperketat. Pelaku logistik yang siap dengan sistem ramah lingkungan akan memiliki keunggulan kompetitif. SPIL telah berada di jalur ini, menjadikan green logistics bukan sekadar slogan, tapi bagian dari budaya perusahaan. Mereka percaya, perubahan besar dimulai dari langkah nyata—dan mengajak industri lain untuk berkolaborasi menciptakan masa depan yang lebih baik. Green logistics bukan pilihan, tapi keharusan. Di tengah krisis iklim dan perubahan perilaku konsumen, perusahaan logistik dituntut lebih dari sekadar efisien—mereka harus bertanggung jawab. SPIL membuktikan bahwa logistik yang berkelanjutan bisa diimplementasikan dengan teknologi, inovasi, dan komitmen nyata terhadap ESG