07 May 2025
Zaman ketika mahasiswa hanya fokus belajar di kampus sudah mulai bergeser. Di era digital ini, banyak Gen Z yang mulai "nyambi" kuliah sambil jualan online, jadi dropshipper, bahkan terjun ke bisnis ekspor-impor skala kecil. Yang menarik, mereka tidak lagi bergantung pada cara-cara konvensional — tapi memilih logistik digital sebagai solusi pengiriman barang mereka.
Gen Z: Generasi Melek Digital dan Fleksibel
Lahir di era teknologi, Gen Z punya akses luas terhadap informasi, aplikasi bisnis, dan platform digital. Hal ini membuat mereka cepat belajar dan adaptif terhadap perubahan, termasuk dalam memanfaatkan sistem logistik digital yang memungkinkan semua proses pengiriman dilakukan secara online.
Sebut saja layanan seperti mySPIL, yang memungkinkan pengguna melakukan booking, pelacakan, hingga pengelolaan logistik lewat satu dashboard. Fitur seperti ini cocok banget untuk pelaku usaha muda yang butuh kecepatan dan transparansi.
Bisnis Ekspor dari Kamar Kos? Bisa Banget
Dengan bantuan media sosial dan marketplace global seperti Shopee, Tokopedia, atau bahkan Etsy, banyak mahasiswa memasarkan produk lokal seperti kerajinan tangan, makanan kering, atau pakaian etnik ke luar negeri. Yang dulunya hanya iseng, kini bisa menghasilkan omzet jutaan.
Tantangan utama? Pengiriman. Tapi dengan digital freight forwarding, proses ekspor kecil jadi makin mudah. Kini, mahasiswa bisa:
¿ Booking kontainer sebagian (LCL) secara online
¿ Mengatur dokumen ekspor tanpa harus ke kantor pelabuhan
¿ Tracking barang secara real-time
Inilah mengapa perusahaan seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) mulai menarik perhatian Gen Z — karena menawarkan solusi logistik modern yang ramah digital. Tips Memulai Bisnis Logistik Digital Bagi Mahasiswa
1. Mulai dari yang kecil tapi rutin
Fokus dulu di pengiriman domestik antar kota. Gunakan jasa cargo terpercaya yang bisa diakses online.
2. Pilih platform yang transparan dan bisa tracking
Ini penting agar kamu bisa kasih info akurat ke pelanggan.
3. Pelajari biaya kirim dan cara efisiensi volume
Logistik bukan soal harga termurah, tapi soal efisiensi dan kepastian barang sampai tepat waktu.
4. Gunakan tools digital yang terintegrasi
Misalnya: gunakan satu dashboard untuk pesanan, tracking, invoice, hingga laporan kirim.
5. Bangun branding yang kuat di sosial media
Gen Z unggul dalam bikin konten — manfaatkan itu untuk mengangkat produk sekaligus memberi edukasi logistik pada audiensmu.
Dukungan Industri untuk Gen Z
SPIL melalui SPIL University juga membuka akses edukasi seputar dunia logistik, supply chain, dan teknologi terkini. Program ini membuka ruang diskusi, seminar, hingga peluang magang bagi mahasiswa yang ingin terjun lebih dalam ke industri logistik masa depan.
Selain itu, SPIL Career juga memfasilitasi pencari kerja muda yang ingin membangun karier profesional di bidang ini — mulai dari staf operasional, pengembangan sistem logistik digital, hingga spesialis supply chain. Di tangan Gen Z, logistik bukan lagi urusan perusahaan besar saja. Dengan pemanfaatan teknologi, siapa pun — bahkan dari kamar kos — bisa ikut menggerakkan ekonomi digital lewat ekspor barang lokal. Kuncinya? Cerdas memilih solusi logistik yang cepat, transparan, dan bisa diakses cukup dari smartphone
Tags