07 May 2025
Teknologi seperti AI, machine learning, dan otomatisasi semakin banyak digunakan di sektor logistik. Mulai dari predictive analytics hingga robot gudang dan kendaraan tanpa awak—semua mengubah cara kerja industri ini secara menyeluruh.
Bagi mahasiswa dan fresh graduate di bidang logistik, kabar ini bisa jadi menakutkan. Tapi kabar baiknya, justru di tengah gelombang ini ada peluang besar. Yang dibutuhkan adalah kesiapan untuk beradaptasi dan membangun keahlian masa depan.
Kenapa Dunia Logistik Butuh SDM Adaptif?
Menurut World Economic Forum, lebih dari 50% perusahaan logistik global berencana mengadopsi AI dan otomatisasi penuh dalam 5–10 tahun ke depan. Artinya, proses yang dulu dilakukan manual akan beralih ke mesin dan sistem pintar. Namun teknologi tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan SDM yang:
¿ Mampu mengoperasikan sistem digital logistik
¿ Memahami big data dan cara menginterpretasinya
¿ Punya soft skill seperti komunikasi, analisis, dan kolaborasi tim
Inilah celah yang bisa diisi oleh mahasiswa logistik saat ini.
SPIL UNIVERSITY: Belajar Langsung dari Praktik Industri Sebagai perusahaan logistik nasional yang berpengalaman lebih dari 50 tahun, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) mendukung transformasi pendidikan vokasi melalui platform
SPIL UNIVERSITY.
Melalui program ini, mahasiswa dapat:
¿ Mengakses materi logistik berbasis teknologi dan ESG
¿ Mengikuti workshop bersama praktisi industri
¿ Terlibat dalam magang di berbagai divisi operasional SPIL
¿ Mengenal sistem digital seperti mySPIL, warehouse automation, dan carbon tracking
Tujuannya sederhana: mempersiapkan generasi logistik yang melek teknologi, peduli lingkungan, dan siap kerja. Skill yang Harus Dimiliki Mahasiswa Logistik Zaman Sekarang Bukan lagi cukup hanya tahu tentang rute pelayaran atau dokumen ekspor-impor.
Berikut beberapa skill yang dicari perusahaan logistik modern:
1. Digital Literacy
Paham cara kerja sistem TMS (Transportation Management System), WMS (Warehouse Management System), hingga platform logistik seperti mySPIL.
2. Data Analysis
Bisa membaca laporan logistik, menganalisis tren pengiriman, dan mengidentifikasi inefisiensi.
3. AI & Automation Awareness
Tahu kapan dan bagaimana teknologi digunakan untuk meningkatkan efisiensi supply chain.
4. Green Logistics Mindset
Paham pentingnya ESG: efisiensi bahan bakar, pengurangan emisi karbon, dan logistik berkelanjutan.
5. Komunikasi dan Kepemimpinan
Mampu berkoordinasi lintas tim dan memimpin proyek berbasis teknologi.
Logistik Tidak Lagi Konvensional
Industri ini berkembang jadi teknologi-driven, data-heavy, dan human-centered. Mahasiswa yang memanfaatkan waktu kuliah untuk membangun keahlian digital dan memahami tantangan
ESG akan menjadi aset berharga bagi perusahaan mana pun.
SPIL, dengan nilai-nilai keberlanjutan dan inovasi, terus membuka ruang belajar yang relevan dengan perkembangan zaman. Salah satunya lewat kolaborasi industri-kampus, proyek riset bersama, hingga rekrutmen talenta muda dari dunia pendidikan.
Era otomatisasi bukan berarti era kehilangan pekerjaan. Justru ini saatnya mahasiswa logistik bertransformasi jadi profesional yang cerdas secara digital, peduli lingkungan, dan siap berinovasi.
Tags