27 May 2025
Gaya hidup digital nomad kini semakin populer, terutama di kalangan Gen Z dan Millennials. Mereka bekerja dari mana saja pantai, kafe, gunung, bahkan luar negeri. Tapi bagaimana jika konsep ini dibawa ke ranah yang lebih ekstrem: kerja remote dari atas kapal pelayaran?
Mungkin terdengar mustahil, tapi di era digitalisasi logistik seperti sekarang, hal ini mulai menjadi perbincangan yang nyata.
Teknologi yang Membuka Peluang
Dengan dukungan jaringan satelit, perangkat portabel, dan sistem kerja berbasis cloud, bekerja dari kapal bukan lagi hal mustahil. Beberapa awak kapal logistik bahkan sudah mulai menjalankan pekerjaan administratif, pelaporan, dan komunikasi operasional secara digital—bahkan saat kapal sedang berlayar di tengah lautan.
Platform seperti MySPIL Reloaded dari PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) memungkinkan kru dan staf darat untuk tetap terhubung, berbagi informasi, dan mengakses data pengiriman secara real-time. Aktivitas seperti penginputan data kontainer, pemesanan logistik, hingga pelacakan kapal kini bisa dilakukan dari mana saja—termasuk dari atas kapal itu sendiri.
Antara Fleksibilitas dan Tanggung Jawab
Tentu, bekerja dari laut memiliki tantangan tersendiri: sinyal terbatas, ruang gerak terbatas, dan ritme kerja pelayaran yang ketat. Tapi justru di situ nilai lebihnya. Konsep nomaden digital di pelayaran menawarkan kombinasi unik antara profesionalisme tinggi dan fleksibilitas kerja.
Ini membuka peluang karier baru, di mana pelaut tidak hanya menjadi operator teknis, tapi juga pengelola data dan sistem shipping digital. Mereka adalah bagian dari transformasi logistik yang berjalan, bahkan ketika kapal terus bergerak.
Bekerja dari laut bukan lagi mitos di era pelayaran modern. SPIL dan MySPIL Reloaded menunjukkan bahwa digitalisasi shipping memungkinkan gaya hidup kerja baru yang fleksibel namun tetap terstruktur. Dunia kerja telah berubah—bahkan sampai ke tengah samudera.
Tags