28 May 2025
Isu perubahan iklim dan jejak karbon kini menjadi sorotan utama di industri logistik global. Penggunaan bahan bakar fosil, limbah operasional, dan ketidakefisienan rantai pasok telah menyumbang emisi signifikan dalam sektor pelayaran. Di tengah tekanan menuju ekonomi hijau, pelaku shipping dituntut untuk berubah. Menjawab tantangan ini, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) menghadirkan solusi berbasis digital freight yang mendukung logistik berkelanjutan.
Pelayaran dan Tantangan Lingkungan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada moda pelayaran. Namun, operasional kapal konvensional masih menghadapi tantangan seperti:
-
Konsumsi bahan bakar tinggi
-
Pengiriman kontainer kosong tanpa muatan balik
-
Penggunaan kertas dan proses manual yang tidak efisien
Inilah mengapa pendekatan ramah lingkungan tidak hanya penting, tetapi juga mendesak untuk masa depan shipping nasional.
Solusi Hijau dari SPIL
SPIL telah menerapkan sejumlah langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon, antara lain:
-
Digitalisasi pengiriman melalui MySPIL Reloaded: mengurangi penggunaan kertas, mempercepat proses, dan meminimalkan kesalahan manusia
-
Optimasi kontainer: meminimalisasi pengiriman kosong melalui data analitik dan perencanaan rute cerdas
-
Pemanfaatan armada secara efisien: memilih rute pelayaran dengan jarak dan waktu tempuh yang optimal
-
Edukasi pelanggan dan mitra: mendorong kolaborasi dalam praktik logistik hijau
Dengan menjadi digital freight forwarder, SPIL tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga ikut menjaga keberlanjutan lingkungan hidup Indonesia.
SPIL membuktikan bahwa shipping yang ramah lingkungan bukan sekadar slogan, tetapi aksi nyata. Dengan pendekatan digital dan strategi optimasi, SPIL turut menjawab tantangan global untuk menciptakan industri pelayaran yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Tags