01 December 2025
Sepanjang 2025, industri logistik Indonesia mencatat peningkatan signifikan dalam penggunaan kontainer 40 feet. Tren ini menjadi indikator kuat bahwa aktivitas perdagangan nasional—baik antarpulau maupun ekspor—mengalami pertumbuhan. Banyak pelaku industri besar hingga UMKM kini beralih menggunakan kontainer 40 feet karena kapasitas yang lebih besar dan efisiensi biaya pengiriman.
Kontainer 40 feet memiliki volume muatan hampir dua kali lipat dari kontainer 20 feet, sehingga cocok untuk pengiriman barang dalam jumlah besar seperti bahan baku industri, hasil produksi manufaktur, produk FMCG, hingga produk pertanian dan perikanan. Dengan logistik laut yang terus berkembang, kebutuhan ruang kargo yang lebih besar menjadi semakin relevan.
PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) menjadi salah satu perusahaan pelayaran yang menyesuaikan armada dan strategi layanan untuk mendukung meningkatnya permintaan kontainer 40 feet. Melalui visi Connecting Island, SPIL memperluas penyebaran kontainer besar ini ke berbagai wilayah, termasuk pelabuhan di Indonesia Timur yang kini menjadi pusat pertumbuhan baru.
Peningkatan permintaan kontainer 40 feet tidak hanya mencerminkan peningkatan volume barang, tetapi juga efisiensi pelanggan. Dengan menggabungkan beberapa pengiriman dalam satu kontainer besar, biaya logistik per unit barang dapat ditekan. Hal ini sangat menguntungkan untuk komoditas dengan volume besar atau produk yang memiliki tingkat permintaan tinggi, terutama untuk kebutuhan stok ritel dan industri.
Dari sisi operasional, penggunaan kontainer 40 feet membutuhkan perencanaan armada yang lebih matang. Kapal-kapal yang mengangkut kontainer besar ini harus memiliki kapasitas deck yang sesuai dan peralatan bongkar muat yang memadai. Pelabuhan juga perlu menyediakan lapangan penumpukan (container yard) yang mampu menampung kontainer ukuran besar.
Digitalisasi turut mendukung pengelolaan kontainer 40 feet secara lebih akurat. Platform seperti MySPIL Reloaded memungkinkan pelanggan melihat ketersediaan kontainer, mengatur jadwal pengiriman, mengecek estimasi kapasitas kapal, hingga memantau status perjalanan barang secara real-time. Data ini sangat membantu pelaku usaha merencanakan produksi dan distribusi secara presisi.
Meskipun trennya positif, masih ada tantangan dalam distribusi kontainer 40 feet, terutama di pelabuhan kecil yang belum memiliki alat bongkar muat berkapasitas besar. Selain itu, infrastruktur jalan menuju pelabuhan tertentu perlu disesuaikan untuk mendukung mobilitas kontainer panjang ini.
Namun secara keseluruhan, peningkatan penggunaan kontainer 40 feet merupakan perkembangan positif bagi industri logistik Indonesia. Dengan kapasitas lebih besar, biaya lebih efisien, dan penyebaran yang semakin luas, kontainer ini menjadi pilihan utama untuk mendukung pertumbuhan perdagangan nasional. Melalui jaringan rute terintegrasi dan layanan digital seperti MySPIL Reloaded, SPIL terus mendukung kebutuhan pengiriman pelanggan dengan kapasitas yang tepat dan layanan yang stabil.
Tags














