25 November 2025
Industri logistik Indonesia memasuki era baru yang semakin digital, terintegrasi, dan berbasis data. Seiring meningkatnya penggunaan teknologi seperti tracking real-time, AI, automasi pelabuhan, hingga blockchain, kebutuhan akan SDM logistik digital pun melonjak drastis pada 2025. Generasi Z menjadi kelompok yang paling diincar perusahaan karena dianggap cepat beradaptasi dan memiliki literasi teknologi yang kuat.
Jika dulu kompetensi logistik berfokus pada kemampuan operasional dasar, kini perusahaan membutuhkan talenta yang menguasai data analytics, digital operation, software logistik, hingga integrasi sistem supply chain. Posisi seperti Logistic Data Specialist, Digital Operation Officer, dan Supply Chain Analyst kini menjadi peran yang paling banyak dibuka di perusahaan pelayaran dan distributor.
Transformasi ini tidak lepas dari perubahan pola konsumsi dan meningkatnya kebutuhan pengiriman cepat. Perusahaan pelayaran seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) kini mengandalkan sistem digital untuk mengoptimalkan rute, memantau kontainer, dan memprediksi permintaan pengiriman. Talenta yang mampu membaca data dan membuat keputusan berbasis analisis menjadi aset penting dalam menjaga kelancaran distribusi.
Selain keahlian teknis, kemampuan soft skills juga menjadi faktor penentu. Dunia logistik yang dinamis membutuhkan pekerja yang mampu bekerja dalam ritme cepat, berpikir kritis, serta memiliki kemampuan komunikasi lintas tim. Banyak perusahaan kini mencari kandidat dengan mindset kolaboratif yang bisa bekerja sama dengan tim pelabuhan, trucking, pihak pelayaran, dan divisi perencanaan.
Program pengembangan seperti SPIL University turut memperkuat kompetensi generasi muda melalui pelatihan, company visit, dan materi pembelajaran berbasis industri nyata. Kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri menjadi penting untuk memastikan talenta muda tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap menghadapi tantangan operasional di lapangan.
Kebutuhan SDM digital ini tidak hanya terjadi di perusahaan besar. UMKM dan sektor ritel yang mengandalkan pengiriman cepat juga membutuhkan orang yang mampu mengelola stok, memahami dashboard logistik, dan berkoordinasi dengan berbagai vendor pengiriman. Dengan ekosistem logistik yang semakin berkembang, kemampuan adaptif menjadi kunci utama.
Namun, tantangan juga muncul. Tidak semua lulusan baru memiliki pemahaman logistik yang memadai. Karena itu, banyak perusahaan memberikan pelatihan internal agar talenta baru dapat mengikuti standar kompetensi digital. Kemampuan menggunakan sistem ERP, software pelacakan, dan platform logistik modern kini menjadi syarat wajib untuk bersaing di pasar kerja.
Melihat tren ini, 2025 menjadi tahun yang menjanjikan bagi Generasi Z yang tertarik bekerja di industri logistik. Dengan menguasai keterampilan digital dan memahami proses supply chain, mereka memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi pemimpin masa depan di sektor pelayaran dan logistik nasional.
Tags














