24 November 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah ocean therapy semakin populer di kalangan Millennials dan Gen Z. Tren ini muncul dari kesadaran bahwa berada dekat laut dapat memberikan efek menenangkan sekaligus meningkatkan fokus dan kreativitas. Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi dalam konteks wisata, tetapi juga mulai terlihat di dunia logistik dan pelayaran Indonesia.
Banyak anak muda yang terlibat dalam kegiatan maritim—mulai dari kunjungan kapal, observasi pelabuhan, hingga mengikuti program edukasi logistik—mengaku mengalami peningkatan produktivitas dan kejernihan berpikir setelah berada di lingkungan laut. Suara ombak, angin pelabuhan, dan ritme aktivitas kapal menciptakan atmosfer yang menenangkan dan memicu inspirasi.
Lingkungan pelabuhan yang dinamis memberikan stimulasi visual yang unik. Barisan kontainer yang tersusun rapi, deretan crane yang bergerak ritmis, atau kapal besar yang bersandar memberi perspektif baru tentang skala pekerjaan yang begitu besar. Banyak peserta tur pelabuhan mengatakan bahwa pengalaman melihat logistik bekerja secara nyata membuat mereka merasa lebih termotivasi, seolah melihat dunia dari sudut pandang yang lebih luas.
SPIL University menjadi salah satu platform yang banyak memperkenalkan pengalaman maritim ini kepada mahasiswa, jobseeker, dan anak muda yang ingin mengenal industri pelayaran lebih dekat. Melalui program edukasi lapangan, peserta diajak mengamati proses logistik secara langsung mulai dari pergerakan kontainer hingga perjalanan kapal. Pengalaman seperti ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga memberi ruang bagi peserta untuk “bernapas” dari rutinitas sehari-hari.
Beberapa psikolog menyebutkan bahwa berada di dekat laut memicu restorative effect—efek pemulihan mental yang membuat otak lebih segar dan responsif terhadap ide baru. Lingkungan maritim yang luas dan terbuka membantu seseorang mendapatkan sensasi “reset”, sehingga lebih siap kembali bekerja dengan fokus yang lebih baik.
Bagi anak muda yang bekerja di industri kreatif, teknologi, maupun logistik, momentum jeda di tepi laut sering menjadi titik awal munculnya ide-ide segar. Itulah sebabnya kegiatan company visit, tur pelabuhan, hingga workshop maritim semakin diminati. Selain belajar tentang dunia logistik, peserta juga mendapatkan manfaat emosional dan mental yang jarang disadari sebelumnya.
Tidak dapat dimungkiri bahwa lingkungan kerja modern sering memicu kejenuhan. Namun, pengalaman singkat berada di area pelabuhan atau atas kapal dapat menjadi cara sederhana namun efektif untuk mengembalikan energi. Di tengah kehidupan yang serba cepat, laut memberikan ruang bagi anak muda untuk melambat dan menemukan inspirasi baru.
Pada akhirnya, gaya hidup maritim bukan sekadar tren visual di media sosial. Ini adalah refleksi bahwa generasi muda semakin menghargai keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental. Industri pelayaran—lewat edukasi dan akses yang lebih terbuka—menjadi jembatan yang memungkinkan mereka menemukan kreativitas di tempat yang tidak terduga.
Tags














