15 December 2025
Pengelolaan container yard (CY) di pelabuhan menjadi salah satu fokus utama peningkatan kinerja logistik pada 2025. Meningkatnya volume peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama mendorong operator dan perusahaan pelayaran untuk memperkuat tata kelola area penumpukan, dengan tujuan mengurangi kepadatan, mempercepat aktivitas bongkar muat, serta menekan port stay time kapal.
Sebagai area vital di dalam pelabuhan, container yard berfungsi sebagai titik transit kontainer sebelum dimuat ke kapal maupun setelah proses pembongkaran. Pengelolaan yang kurang tertata berpotensi menimbulkan penumpukan tidak teratur, hambatan pergerakan alat berat dan truk, hingga keterlambatan jadwal keberangkatan kapal. Oleh karena itu, penataan CY menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran arus logistik.
Sejumlah pelabuhan di Indonesia mulai menerapkan sistem penempatan kontainer yang lebih terstruktur. Kontainer dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, seperti jenis muatan (dry, reefer, dan DG), tujuan pengiriman, status kontainer (kosong atau bermuatan), serta jadwal kapal. Pendekatan ini memudahkan proses pemindahan dari yard ke dermaga karena posisi kontainer dapat diidentifikasi dan dijangkau dengan lebih cepat.
Bagi perusahaan pelayaran seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), pengelolaan container yard yang optimal berkontribusi langsung pada efisiensi operasional. Pola penumpukan yang rapi mempercepat proses loading dan unloading, sehingga waktu sandar kapal dapat ditekan dan kapal dapat segera melanjutkan pelayaran. Kondisi ini menjadi faktor penting dalam menjaga keandalan jadwal di jaringan pelayaran domestik.
Pemanfaatan teknologi digital turut memperkuat pengelolaan CY. Sistem Terminal Operating System (TOS) kini banyak digunakan untuk memetakan posisi kontainer, mengatur slot penumpukan, serta mengoordinasikan pergerakan peralatan seperti RTG dan reach stacker. Dengan dukungan TOS, operator pelabuhan dapat memantau lokasi dan status kontainer secara cepat dan akurat.
Integrasi data antara TOS di pelabuhan dan platform digital perusahaan pelayaran, seperti MySPIL Reloaded, menciptakan alur informasi yang lebih terhubung. Tim operasional dan pelanggan dapat memantau status kontainer mulai dari proses gate-in, posisi di yard, hingga kesiapan untuk dimuat ke kapal. Tingkat transparansi ini membantu meminimalkan miskomunikasi dan mempercepat pengambilan keputusan saat terjadi perubahan rencana pengiriman.
Dampak positif optimasi container yard juga dirasakan pada kelancaran lalu lintas truk di sekitar pelabuhan. Penempatan kontainer yang lebih sistematis dan proses gate-out yang lebih cepat mampu mengurangi antrean kendaraan, sehingga distribusi darat menjadi lebih efisien dan tepat waktu bagi pelanggan.
Meski demikian, tantangan masih perlu diatasi. Keterbatasan lahan di pelabuhan dengan trafik tinggi, kebutuhan investasi peralatan dan sistem, serta peningkatan kompetensi SDM dalam mengoperasikan teknologi digital menjadi pekerjaan berkelanjutan. Di beberapa pelabuhan regional, transformasi ini masih berlangsung secara bertahap dan memerlukan dukungan regulasi serta pendanaan jangka panjang.
Sejalan dengan agenda peningkatan efisiensi logistik nasional, optimasi container yard menjadi komponen strategis dalam memperkuat daya saing pelabuhan Indonesia. Pengelolaan CY yang modern, terstruktur, dan berbasis teknologi akan mempercepat pergerakan peti kemas, menekan waktu tunggu kapal, dan mendukung kelancaran distribusi antarpulau sebagai fondasi perekonomian nasional.
Tags














