22 April 2025
Dulu, industri logistik sering kali dipandang semata-mata sebagai urusan pengangkutan barang — cepat sampai, harga bersaing, dan barang aman. Namun kini, definisi "layanan yang baik" telah berkembang. Masyarakat, terutama generasi muda, mulai menaruh perhatian lebih besar pada nilai-nilai keberlanjutan. Mereka ingin tahu, apakah perusahaan tempat mereka bekerja atau gunakan jasanya turut berkontribusi pada lingkungan dan kesejahteraan sosial. Inilah yang melahirkan konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam dunia bisnis, termasuk logistik.
Sebagai salah satu pemain besar di industri ini, PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) telah mulai mengarahkan langkah ke arah yang lebih berkelanjutan. Tak hanya lewat efisiensi operasional dan digitalisasi layanan seperti mySPIL, SPIL juga berkontribusi dalam isu sosial dan lingkungan. Salah satu contoh konkrit adalah kolaborasi mereka dengan Surplus Indonesia — program pengurangan limbah makanan yang disalurkan kembali kepada panti asuhan dan lembaga sosial. Inisiatif ini bukan sekadar aksi CSR sesaat, tetapi bagian dari komitmen perusahaan untuk membuat rantai logistik juga bisa memberi nilai bagi sekitar.
Konsep ESG sendiri menempatkan tiga pilar penting:
Environment, yaitu bagaimana perusahaan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti emisi, limbah, dan energi;
Social, yang berbicara soal hubungan perusahaan dengan karyawan, komunitas, dan konsumen;
serta Governance, yaitu soal tata kelola perusahaan yang etis, transparan, dan bertanggung jawab.
Mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam operasional harian bukanlah hal yang mudah. Namun, ketika sebuah perusahaan melakukannya, hasilnya bukan hanya reputasi yang baik, tapi juga loyalitas dari karyawan dan konsumen. Terutama generasi muda yang kini lebih memilih bekerja atau membeli dari brand yang memiliki purpose — bukan hanya profit.
Bagi mahasiswa, jobseeker, atau profesional muda, memahami dan terlibat dalam isu ESG bisa menjadi pembeda. Perusahaan seperti SPIL yang membuka ruang kolaborasi, mendukung komunitas, dan menjalankan program yang berdampak sosial, menunjukkan bahwa karier yang bermakna bukan hanya tentang naik jabatan, tapi juga tentang kontribusi terhadap hal yang lebih besar.
Karena di dunia yang berubah cepat ini, bisnis yang peduli adalah bisnis yang bertahan. Dan karyawan yang punya nilai adalah karyawan yang dicari.
Tags