23 December 2025
Sudah mengirim banyak lamaran tapi belum juga dipanggil wawancara? Bisa jadi hambatannya bukan pada kompetensi atau pengalaman, melainkan pada sistem penyaringan otomatis yang digunakan perusahaan, yaitu Applicant Tracking System (ATS).
Dalam proses rekrutmen berbasis digital—termasuk di perusahaan logistik modern seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL)—setiap lamaran umumnya akan diproses terlebih dahulu oleh ATS. Sistem ini berfungsi menyeleksi CV berdasarkan kriteria tertentu sebelum akhirnya diteruskan ke tim HR untuk ditinjau lebih lanjut.
Masalahnya, masih banyak pencari kerja yang belum menyesuaikan CV mereka dengan cara kerja ATS. Akibatnya, dokumen lamaran gugur di tahap awal tanpa pernah dibaca oleh recruiter. Agar hal tersebut tidak terjadi, berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:
1. Sesuaikan Kata Kunci dengan Lowongan
ATS membaca CV dengan mencocokkan istilah yang digunakan pelamar dengan kebutuhan posisi yang dibuka. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan kata kunci yang relevan dan sesuai dengan deskripsi pekerjaan, seperti istilah seputar logistik, rantai pasok, atau sistem digital. Semakin selaras dengan kebutuhan perusahaan, semakin besar peluang CV-mu lolos seleksi awal.
2. Gunakan Format CV yang Sederhana
Desain CV yang terlalu kreatif sering kali sulit diproses oleh ATS. Hindari penggunaan tabel, kolom, ikon, atau grafik yang kompleks. Sebaiknya gunakan format satu kolom dengan judul bagian yang jelas, seperti ringkasan profil, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan keahlian.
3. Pilih Jenis File yang Mudah Dibaca Sistem
Format file juga berpengaruh. ATS umumnya dapat membaca dokumen dalam bentuk PDF berbasis teks atau file Word (.docx). Pastikan CV tidak dikirim dalam bentuk gambar atau file desain yang tidak dapat dipindai secara otomatis.
4. Tunjukkan Tujuan Lamaran Secara Spesifik
Jika kamu melamar ke perusahaan tertentu dan benar-benar tertarik dengan posisi tersebut, sebutkan nama perusahaan dalam ringkasan profil atau surat lamaran. Pendekatan ini menunjukkan keseriusan dan dapat membantu sistem maupun HR melihat bahwa lamaranmu bersifat terarah, bukan sekadar kiriman massal.
Pada tahap awal seleksi, keberhasilan bukan ditentukan oleh CV paling menarik secara visual, melainkan oleh CV yang paling relevan dan mudah diproses sistem. Dengan menerapkan strategi di atas, peluang lamaranmu untuk sampai ke meja HR akan jauh lebih besar.
Di industri logistik yang semakin terdigitalisasi seperti SPIL, pemahaman terhadap sistem dan kesiapan digital bukan lagi nilai tambah semata, melainkan bagian penting dari kompetensi profesional.
Tags














