10 July 2025
Pernah merasa sudah mengirim banyak lamaran kerja tapi tak kunjung dapat panggilan?
Bisa jadi masalahnya bukan pada pengalaman atau kemampuanmu, melainkan pada sistem otomatis bernama ATS (Applicant Tracking System).
Di era rekrutmen digital seperti sekarang, termasuk di perusahaan logistik modern seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), hampir semua lamaran kerja akan terlebih dahulu disaring oleh sistem ATS. Sistem ini bertugas menyeleksi, membaca, dan mengevaluasi resume secara otomatis sebelum akhirnya sampai ke tim HR.
Sayangnya, banyak pencari kerja belum memahami bagaimana cara kerja ATS. Akibatnya, CV mereka ditolak bahkan sebelum sempat dibaca oleh manusia. Agar hal itu tidak terjadi padamu, yuk simak beberapa tips penting agar resume-mu bisa lolos dari penyaringan sistem ATS:
1. Gunakan Kata Kunci Sesuai Lowongan
ATS bekerja mirip mesin pencari—ia mencari kata kunci yang cocok dengan deskripsi pekerjaan yang dicari perusahaan. Maka dari itu, penting untuk menyesuaikan isi resume dengan istilah atau keyword yang ada di lowongan. Misalnya:
-
Pengiriman barang
-
Supply chain
-
Digital freight forwarding
-
Logistics management
Semakin sesuai kata kunci yang kamu gunakan, semakin besar peluang CV kamu dibaca oleh HR.
2. Hindari Format Ribet dan Desain Berlebihan
Meski resume dengan tampilan menarik terlihat profesional, penggunaan tabel, ikon, atau kolom ganda justru bisa menyulitkan ATS membaca kontenmu. ATS hanya bisa membaca teks secara linear. Gunakan format yang simpel dengan struktur yang rapi dan heading yang umum, seperti:
-
Ringkasan Profil
-
Pendidikan
-
Pengalaman Kerja
-
Keahlian
-
Sertifikasi
3. Simpan File dalam Format yang Didukung
Sistem ATS paling optimal membaca file berformat .PDF atau .DOCX. Hindari mengirim CV dalam bentuk gambar atau hasil desain Canva yang tidak bisa dibaca sebagai teks. Pastikan file resume-mu dapat dipindai oleh mesin, bukan hanya enak dilihat secara visual.
4. Sebut Nama Perusahaan Tujuan (Opsional tapi Efektif)
Kalau kamu benar-benar serius melamar di satu perusahaan — contohnya SPIL — cobalah mencantumkan nama perusahaan di bagian profil atau surat lamaranmu.
Contoh:
“Saya sangat antusias untuk bergabung bersama PT Salam Pacific Indonesia Lines sebagai bagian dari tim logistik digital yang inovatif…”
Ini memberi sinyal kuat bahwa kamu melamar secara spesifik, bukan sekadar kirim massal.
Kesimpulan
Lolos seleksi awal bukan soal siapa yang paling keren, tapi siapa yang paling bisa dipahami oleh sistem. Dengan menerapkan strategi di atas, kamu bisa meningkatkan peluang CV-mu menembus sistem ATS dan sampai ke meja HR.
Dan ingat, di industri logistik modern seperti SPIL, kemampuan beradaptasi secara digital bukan sekadar nilai tambah—tapi sudah jadi syarat utama.
Tags