20 June 2025
Memasuki dunia profesional di era serba digital kini bukan lagi hanya soal gelar atau pengalaman organisasi semata. Generasi Z—yang lekat dengan teknologi dan penuh energi—perlu menyiapkan diri untuk tampil unggul di antara banyak pesaing lain yang juga memiliki rekam jejak baik. Dalam konteks inilah, membangun personal branding menjadi hal krusial dan tak bisa dianggap remeh.
Personal branding lebih dari sekadar estetika profil media sosial. Ini merupakan cerminan dari jati diri, kemampuan yang dimiliki, hingga nilai-nilai yang dibawa ke lingkungan kerja. Di era digital saat ini, jejak online Anda menjadi semacam portofolio terbuka yang bisa diakses dan dinilai bahkan sebelum Anda mendapat panggilan wawancara.
Perusahaan kini cenderung mencari kandidat yang tak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga menunjukkan karakter yang konsisten, semangat belajar yang tinggi, serta kemampuan berkomunikasi profesional—semuanya bisa terlihat dari kehadiran dan aktivitas digital mereka.
Bagi Gen Z, membangun personal branding bisa dimulai dengan cara-cara sederhana namun tepat sasaran, seperti:
-
Membagikan insight atau pengetahuan melalui platform LinkedIn
-
Menampilkan hasil karya atau pengalaman selama magang
-
Terlibat aktif di komunitas daring yang relevan dengan minat karier
-
Mengikuti dan menyelesaikan sertifikasi dari platform belajar digital yang kredibel
PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) melalui SPIL University menjadi contoh perusahaan yang berkomitmen pada pengembangan talenta secara menyeluruh. Lewat pendekatan experiential learning, generasi muda dibekali tidak hanya dengan keterampilan teknis, namun juga pelatihan seputar kepemimpinan, komunikasi efektif, hingga pembentukan identitas profesional yang kokoh.
Bagi pencari kerja, mengikuti pelatihan sejenis secara mandiri dapat menjadi keunggulan tersendiri. Selain memperluas pengetahuan, hal ini mencerminkan inisiatif dan pola pikir yang terus berkembang (growth mindset).
Penting juga untuk menyesuaikan personal branding Anda dengan industri yang ingin dimasuki. Jika Anda berminat di sektor logistik digital, misalnya, mulailah menciptakan konten seputar rantai pasok, inovasi pengiriman, atau perkembangan teknologi dalam industri logistik global.
Identitas profesional yang kuat dan autentik akan memudahkan Anda ditemukan oleh perekrut, membangun kredibilitas di komunitas, dan menjadi nilai tambah di mata perusahaan. Personal branding bukan tentang pencitraan semu—tetapi tentang menyampaikan keunikan diri secara profesional dan konsisten.
Di era digital ini, diri Anda adalah merek Anda. Dan dalam persaingan kerja yang semakin ketat, personal brand yang menonjol bisa menjadi pembuka jalan menuju peluang karier yang lebih luas dibanding sekadar resume yang menarik.
Tags