26 November 2025
Generasi Z di Dunia Logistik: Kenapa Banyak Anak Muda Mulai Melirik Karier di Industri Pelayaran?
Selama ini, dunia logistik dan pelayaran sering dianggap sebagai industri “berat” yang hanya diisi oleh pekerja lapangan atau orang-orang teknis. Namun, beberapa tahun terakhir, mulai terlihat tren baru: Generasi Z semakin banyak yang melirik karier di sektor ini. Bukan tanpa alasan, industri pelayaran ternyata menawarkan kombinasi menarik antara teknologi, tantangan, dan dampak nyata bagi perekonomian Indonesia.
Bagi banyak anak muda, pekerjaan kini bukan hanya soal gaji, tetapi juga makna dan pengalaman. Di industri logistik, mereka bisa melihat langsung bagaimana pekerjaan mereka membantu menggerakkan barang ke seluruh Indonesia, dari pelabuhan besar hingga pulau-pulau yang jauh. Ada rasa bangga tersendiri ketika tahu bahwa kapal yang mereka rencanakan rutenya membawa kebutuhan pokok, produk UMKM, hingga barang industri yang penting bagi banyak orang.
Generasi Z juga sangat dekat dengan teknologi, dan ini cocok dengan arah perkembangan logistik modern. Perusahaan pelayaran seperti PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) tidak lagi hanya bicara soal kapal dan kontainer, tetapi juga soal platform digital, data, dan aplikasi. Kehadiran MySPIL Reloaded, misalnya, menjadi bukti bahwa dunia shipping kini sangat kental dengan nuansa teknologi. Anak muda yang tertarik pada dunia digital, aplikasi, dan analitik menemukan tempat baru untuk berkembang di sini.
Selain itu, lingkungan kerja di sektor logistik semakin modern dan kolaboratif. Banyak peran yang menuntut koordinasi lintas divisi: dari planner kapal, tim operasional pelabuhan, hingga tim digital dan customer service. Pola kerja seperti ini sangat cocok dengan karakter Gen Z yang senang bekerja dalam tim, terbuka pada ide baru, dan menyukai dinamika pekerjaan yang tidak monoton.
Salah satu hal yang juga membuat industri pelayaran menarik bagi anak muda adalah variasi pengalaman kerja. Dalam satu minggu, mereka bisa saja berkutat dengan data rute kapal dan jadwal kontainer di depan layar, namun di minggu berikutnya ikut turun ke lapangan untuk melihat langsung proses bongkar muat di pelabuhan. Perpaduan antara kerja kantor dan pengalaman lapangan inilah yang membuat banyak Gen Z merasa pekerjaan di logistik lebih hidup dan menantang.
Dari sisi pengembangan diri, industri ini juga menyediakan ruang belajar yang luas. Program seperti SPIL University membuka akses bagi mahasiswa dan fresh graduate untuk memahami dunia logistik lebih dalam. Melalui kelas, kunjungan pelabuhan, hingga sharing session dengan praktisi, generasi muda mendapatkan gambaran yang lebih realistis tentang peluang karier yang bisa mereka tempuh.
Bagi mereka yang menyukai tantangan, dunia pelayaran memberikan banyak momen “problem solving” nyata. Misalnya, bagaimana mengatur rute kapal ketika ada perubahan cuaca, bagaimana mengantisipasi lonjakan permintaan di musim tertentu, atau bagaimana menjaga ritme distribusi tetap stabil ketika pelabuhan sedang padat. Hal-hal seperti ini membuat pekerjaan terasa seperti puzzle yang harus terus dipecahkan—sesuatu yang justru disukai banyak anak muda.
Pada akhirnya, semakin banyak Generasi Z yang sadar bahwa karier di logistik dan pelayaran bukan hanya soal “mengirim barang”, tetapi juga tentang menghubungkan pulau, menggerakkan ekonomi, dan berkontribusi langsung untuk Indonesia. Dengan kombinasi teknologi, tantangan, dan kesempatan berkembang, tidak heran jika industri ini pelan-pelan menjadi salah satu destinasi karier favorit generasi muda