02 December 2025
Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam industri pelayaran dan logistik nasional menunjukkan peningkatan signifikan pada 2025. Teknologi ini mulai menjadi standar baru untuk pemantauan kontainer dan armada kapal secara real-time, sekaligus menjawab kebutuhan akan visibilitas rantai pasok yang lebih akurat dan transparan.
IoT memungkinkan perangkat sensor ditempatkan pada kontainer, kendaraan, maupun fasilitas pelabuhan untuk mengumpulkan data secara terus-menerus. Data tersebut mencakup posisi, suhu, getaran, tingkat kelembapan, hingga status pintu kontainer. Informasi ini kemudian dikirim ke sistem pusat dan ditampilkan dalam bentuk dashboard yang dapat diakses perusahaan pelayaran maupun pelanggan.
PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) menjadi salah satu pelaku industri yang mengarahkan transformasi operasional ke arah pemanfaatan data dan sensor. Integrasi data dari lapangan dengan platform digital seperti MySPIL Reloaded membuka peluang pemantauan pengiriman yang jauh lebih detail dibanding metode konvensional.
Bagi pelanggan, penerapan IoT menghadirkan beberapa manfaat utama:
-
Tracking posisi kontainer lebih akurat, tidak hanya pada level pelabuhan, tetapi juga sepanjang perjalanan.
-
Pemantauan kondisi muatan, terutama untuk barang sensitif seperti produk beku atau farmasi yang membutuhkan suhu stabil.
-
Notifikasi dini, apabila terjadi deviasi dari kondisi normal, misalnya perubahan suhu di reefer container atau keterlambatan signifikan di titik tertentu.
Dari sisi operasional, IoT membantu perusahaan pelayaran meningkatkan efisiensi armada. Data pergerakan kapal, waktu sandar, dan pola penggunaan rute dapat dianalisis untuk mengoptimalkan jadwal pelayaran dan pemakaian bahan bakar. Informasi dari sensor juga membantu tim teknik melakukan pemeliharaan preventif (predictive maintenance), sehingga potensi gangguan operasional dapat ditekan.
Penerapan IoT juga memperkuat aspek keamanan. Sensor pada kontainer dapat mendeteksi jika terjadi pembukaan pintu di luar titik yang seharusnya, atau jika kontainer mengalami guncangan abnormal. Hal ini menjadi lapisan proteksi tambahan terhadap risiko pencurian, kerusakan barang, maupun insiden di perjalanan.
Meski potensinya besar, implementasi IoT di industri pelayaran masih menghadapi beberapa tantangan. Ketersediaan jaringan komunikasi yang stabil di seluruh jalur laut, biaya investasi awal perangkat, serta kesiapan SDM dalam mengelola dan menganalisis data menjadi faktor yang harus diperhatikan. Integrasi antara sistem back-end perusahaan pelayaran, pelabuhan, dan pelanggan juga membutuhkan standar teknis yang jelas.
Namun, tren global menunjukkan bahwa pemanfaatan IoT akan semakin menguat seiring meningkatnya tuntutan akan visibility dan traceability dalam rantai pasok. Di Indonesia, kombinasi antara jaringan pelayaran yang luas, infrastruktur pelabuhan yang terus ditingkatkan, dan platform digital seperti MySPIL Reloaded menjadikan ekosistem yang siap menyerap teknologi ini secara bertahap.
Dengan dukungan IoT, industri pelayaran nasional bergerak menuju operasi yang lebih berbasis data. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat kepercayaan pelanggan terhadap keandalan layanan logistik laut yang menjadi tulang punggung distribusi antarpulau di Indonesia
Tags














